Sabtu, 10 Maret 2012

in memorian

TITIK RAWAN
Oleh: M. Arif Billah

Kairo pukul 11:15 wk. lagi-lagi, di warnai oleh kepedihan dan penderitaan masisir, hari yang masih pagi bagi orang mesir, tapi bagi masisir jam itu telah mengantarkan masisir di waktu siang hari, saat masisir asyik melakukan aktifitasnya masing-masing, begitu juga dengan teman kita Bakhtiar (panggilan akrabnya) tidak bisa melanjutkan aktifitas hari rabu tanggal 15 maret 2010 itu, bukan karena malas atau tidak mendukungnya cuaca hari itu tapi karena memang suasana yang tidak bersahabat, tepat di balakang masjid Syarbaini, (samping suq sayarat), tiba-tiba saja 2 orang anak muda mesir berukuran badan kurang lebih 160 cm. menghampiri beliau, dan menodong nya dengan pisau tepat di leher korabn, sambil mangtarakan ma'aka mobail awa ayyu haga, karena merasa di lecehkan oleh sikap 2 nak mesir ini sepontan bakhtiar menyikut dada pelaku sehingga pisaupun meninggalkan leher koraban, tapi tidak hanya sebatas itu, pelaku berusaha merebut tas koraban tapi koraban tetap melawan sehingga tangan bakhtiar pun tak luput dari goresan pisau tajam yang di gunakan oleh pelaku untuk melakukan oprasinya,3 jahitanpun di alamai oelh jari tangan baktiar, tapi bakhtiar tidak ciut nyali perlawanan pun terus dilakukan sehingga siku beliaupun harus merasakan tusukan dari anak-anak mesir ini yang mengalami 3 jahitan, minta pertolongan pun terus dilakukan dengan menjerit, dan mengebel pintu rumah oarng mesir, namun tak satu pun yang membantu beliau, jeritan yang kuat terdengar oleh salah seorang yang berkulit hiatam, pengejaran kepada pelaku pun di lakukan dengan beberapa anak muda mesir, sehingga tas koraban yang di bawa lari oleh pelaku diserahkan kepada salah seorang teman yang telah menunggu di suq sayarat dan berlari kenjang, namun teman pelaku yang telah menuggu itu tidak dapat berbuat banyak, karena langsung saja di segrap oleh laki-laki yang berkulit hitam itu, lalu bapak KBRI pun datang yang di wakili oleh pak Syamsir, setelah babak belur teman pelaku langsung diserahkan di kantor polisi Awal Abbas dan langsung di bawa ke kantor pengadilan H:7, untuk di tindak lanjuti. Siang yang kelabu itulah sebutan bagi teman kita bakhtiar karena terpaksa aktifitasnya hari itu harus terhenti sejenak.

Tidak Cuma itu, tragedi maret 2010 kembali terulang, tapat ketika waktu sholat isya masuk, rumah pun kosong, para penghuni rumah bersegera menunaikan ibadah sholat isya berjemaah di masjid karena memang sholat orang yang bertetangga dengan masjid tidak sempurna kecuali ia sholat berjamaah di masjid, suasan masih sore ini ternyata tidak membuat para pelaku criminal takut untuk melaksanakan aksinya, hanya di tinggalkan sejenak 2 buah laptop dan 1 buah hp pun tidak lagi menjadi milik Rudi Efendi dkk, yang bertempat di musallas imaroh 21 flat 3, kunci pintu rumah nyaris rusak dan tidak dapat berfungsi lagi, kejadian ini pun telah di laporkan ke pihak yang berwajib di awal abbas namun sampai saat ini 2 kasus di atas belum ada kabar yang melapangkan dada kita.

Siang bolong itulah sebutan orang ketika matahri menempati posisi pas di atas kepal kita, kali ini mobil mobil yang di sewa oleh sahabat kita syahid kembali jadi sasaran para penjahat yang berlokasi di gami', hanya di tinggal sebentar saja dengan niat untuk menjagak salah seorang temanya untuk jalan bersamnya, waktu yang sebentara itu telah melenyapkan 1 buah tas yang berisi, 1 buah kamera, 2 buah HP, kaca mata kunci rumah dll yang di perkirakan korban mengalami kerugian sebesar $ 500. menurut pemaparan koraban ketika di Tanya DKKM cara oprasinya, beliau menajwab, kaca pintu mobil yang ia tumpangi di turunkan dengan cara paksa yang ketika itu telah ditutup oleh korban, prasangka kuat pelaku adalh orang mesir yang tinggal di gami' imaroh 17 madkhol B ardiyah, penggerebekan rumah pun terjadi DKKM yang di temani oleh Muhammad polisi mesir mendatangi rumah tersebut tepat pukul 23:30 wk. penggeledan rumahpun terjadi, anak yang di duga melakukan pencurian itu berciri- ciri ada tanda bakar di tangan anak ini sebelah kanan, sering mencuci mobil di temani bapaknya yang tinggi berkumis tebal warna putih di sekitar rumah mereka, niat awal kita adalah menangkap pelaku namun setelah pertimbangan dari korban dan bahan bukti yang kurang kuat berujung sebatas pemriksaan rumah saja, aksi penggerebekan itu berakhir sekitar pukul 24:30 wk.

Titik rawan itulah unggkapah Kholid Syaif setelah berbincang bebrapa menit dengan DKKM, salah seorang petinggi polisi di awal abbas ini mengatakan, jangan menempelakan tanda apapun di depan pintu rumah yang dapt menajdi tanda bahwa penghuni di dalam rumah ini adalh orang asing atau Indonesia, beliau juga memaparkan untuk selalu siaga yang tinggal di sekitar H 10, baik itu di bawabah , suq sayarot, gami, mutsallas madrosah dan sekitarnya. Harus selalu waspada kapan dan di mana pun, jadi kita sekarng berada di titik rawan tindak kriminal jangan pernah mengentengkan sesuatu, ikuti dan patuhilah himbaun dan anjuran dari KBRI, PPMI, WIHDAH PPMI dan DKKM.

Bagi kita titik rawan itu tidak hanya sebatas lokasi yang menunjukkan tampat saja akan tetapi hati dan sikap manusia pun kini harus kita waspadai, marakanya aksi Human Treficing yang telah memakan koraban ratusan bahkan ribuan kira cukup menjadi dalil bagi kita bhawa dunia ini semakin keras manusia di perjual belikan hanya Karena sejengkal perut saja, barbagai daya dan upaya talah di lakukan oelh pihak KBRI untuk menima lisir criminal ini dan kalu bias di bumi hanguskan sekali gus.

Kasus demi kasus silih berganti layaknay musim yang selalu menyapa kita di negri kinanah ini, mari bersama-sama kita benahi diri kita masing-masing guna mewujudkan masisir yang berprestasi, jangan saling menyalahkan jangan pula suka mencari borok orang lain karena kita harus tahu kita sendiri masih punya borok.

Begitu banyak usaha yang telah kita lakukan sehingga kita layak mempersembahkan bunga cantik untuk KBRI dan PPMI karena usaha mereka untuk melindungi messier semakin serius dengan adnay surat permohonan tindak lanjut yang di layangkan oleh KBRI mesir ke mentri laur negri Indonesia, berikut ini surat dari hasil