Minggu, 12 Juli 2009

seribu satu malam versi bocah-bocah

hai,, pa kabr?? seribu satu malam kayaknya cocok untuk menggambarkan gmn aku sekarang,,, berjalan tanpa tepi berlari tanpa batas, meliaht tanpa tahu apa yang sedang kau lihat, ya hari-hari itu begitu lama aku lalui, kiranya judul kisah saribu satu malam itu tapat mengenai jam kehidupan ku, meskipun aku tak tahu keafasahan cerita itu, ya namaku polo,, begitu orang memanggil aku, baik ia teman dekat atau teman jauh bahkan teman jauh sekali tau nama panggilan ku ini,aku nggak tahu dari mana meraka menamaiku dengan sebutan polo, pakah dari fshion ku, ku kira tidak karena baju dan celanaku hanya beberapa yang bermerek polo sedangkan yang lainnya bermerek spotec, hari-hari ku hanya ku habiskan di sawah orang kampung ku, ketika panen melanda kampung ku ketika itu pula bocah-bocah imut sebaya ku, pergi berlari bersiul, menempati sawah-sawah masyarakat, untk mencari bekas-bekas padi yang telah selesai di panen, itu lah yang ku sebut (ngetek), ketika itu tidak ada rasa sedih, tidak ada rasa takut, khuatir, apalagi cemas,kami asyik bersiul menari bernyanyi,meskipun kami tau sesampainya di rumah nanti kami harus rela mendengarkan ceramah tanpa teks dari ibu kami, di pukul di ancam, bahkan ada dari temn kami yang di kurung, dalam kamar, tidak dikasi keluar, berkurung tanpa jajan,kacian ya,,,,tapi emang begitulah dunia kami, kami tumbuh besar dari lingkungan yang memang dapat memberikan kami inspirasi, yang mengajarkan kami banyak hal, mengajarkan kami harus bersabar, mengajarkan kami, harus bekerja, mengajarkan kami harus menagis, mengajarkan kami harus tertawa, mengajarkan kami harus berlari mengejar mimpi, mengajarkan kami untuk tidak berlan apalagi merangkak menghadapi dunia yang sederhana ini tapi penuh teka-teki.. sekarang kami telah besar, kami bersetubuh dengan alam yang lain dari alam kanak-kanak kami, tidak lagi dapat tertawa, karena harus jaga wibawa, tidak dapat lagi berlari sambil menghirup udara segar, karena udara di sini telah di nodai oleh globalisasi alam katanya, tidak dapat lagi bersiul karena takut di bilang sedang berbisul (katanya), ya, alam yang hari ini kurasakan jauh berbeda dari alam yang sebelumnya, teman-teman ku juga sekarang tidak tahu pada kemana, ada yang jadi angkatan laut katanya, (kerja laut), ada yang jadi angkatan udara,(tukang panjat) ada yang jadi angkatan darat (tukang angkot), dan sekarang aku belum tahu sisa teman ku telah jadi apa,-apakah meraka masih jadi manusia atau telah menjadi, jadi-jadian, tapi ku berharap meraka mesih bisa tertawa seperti dulu, masih bisa bernyanyi gambira, masih bisa berlari menikmati udara asri, masih bisa bersuil memanggil angin di angkasa, tidak seperti aku di disini, harus berhadaapn dengan segudang problematika kehidupan. sekarang aku lagi aktif di salah satu organisasi yang kukira cukup terkenal di kalangan kota metropolitan, meski orangnya masih dapat di hitung jari, tapi karyanya yang telah diterbitkan tidak dapat di nilai lagi, genap sudah 4 tahun aku di organisasi ini aktif mengikuti langkah-langkah seniorku yang memang memiliki tifikal orang baik, iri melihat kebaikan meraka akhirnya ku beranikan diri untuk bergabaung bersama mereka, dengan senyum manis mereka menerima ku. sekarang tepatnya tgl 3-12-2008, telah sah aku menajadi bagian dari mereka, ada rasa bahagia yang kurasakan, mereka megitu terbuka untuk ku, menanyakan keadaan ku, bahkan keluarga ku, tentang kebutuhan ku dan lain sebagianya, kusadari memang tidak semua dari kelompok itu memiliki sifat yang sama, tapi aku salut karena sifat yang tak sama itulah yang membuat mereka makin kuat, bagaimana caranya? kita tanya galileo,,,, hingga sekarang aku mekain percaya diri, setiap aku mau malangkah aku selalu melibatkan meraka, kayak shering gitu,, maklumlah akau masih terlalu terbawa omosi untuk memacahkan satu keputusan makanya aku butuh seseorang untuk menguatkan aku, bagaimana dengan wanita? wanita...jujur sering aku berpikir adakah wanita yang dapat meneriama semua keluh kesah ku, adakah wanita yang siap membarikan pundaknya ketika aku sedang butuh sandaran, adakah wanita yang rela mmeberikan belaian tangan nya untuk mengusap kepala ku yang penuh dengan ketombe? aku nggak tahu ada atau tidak? yang jelas aku pernah bertemu dengan satu wanita,, yang ku harap ia dapat memenuhi semua kebutuhan itu, hingga menjadi ibu dari anak-anak kami nantinya siapa kah dia? rahasia dong mau tau aja,,, ok ,,! kita kembali ke awal bahasan, ya,, meraka begitu terbuka hingga aku banyak belajar dari apa yang belum akau katahui, bukan masaalah organisasi hingga politik pun kita bahas, memang top banget nih,, grombolan, banyak masaalah yang kami hadapi tapi tak satupun tersisa semuanya dapat kami selesaikan, hanya modal kebersamaan. tapi sayang hari itu,aku melihat ada sorang sahabat ku yang terbentur dengan masaalah, yang sebenarnya simple tapi karena ulah beberapa orang masaalah itu menajadi begitu runyam bagi ku, hari itu kutemui beberapa orang dari kami lari dari ketentuan yang talah lama kami tumbuhkan dalam hati, ia lari dari janji yang telah lama terpatri, aku tidak tahu apakah ada sebab dari sukuesme, atau dari keturunan, aku tidak tahu yang jelas kepercayaan ku kepadanya sekarang telah luntur, melebihi lunturnya baju ketika di rendam dengan rinso,tapi itu hanya ulah beberapa orang yang saya kira grombolan kami tidak akan ternodai oleh ulah orang kurang akal seperti ini, kami tetap solid, kami tetap bergandengan, dan kami tetap borkomunikasi, tentang apa yang sedang kami hadapi saat ini. kekesalanku padanya (mereka yang lari dari janji grombolan kami)berpuncak, ketika aku mendengar berita dari teman ku yang sedang terbentur masaalah tadi, aku nggak tahu kenapa aku begitu percaya dengannya apakah karena kau terlalu dekat dengannya, yang jelas ia tidak pernah berbohong dan kepribadiannyalah yang membuat aku percaya padanya. mendengar carita darinya aku semakin benci ingin rasanya aku marah, tapi aku tak berani atas dasar apa aku harus marah, karena memang kami hanya terikat hubungan satu agama saja , tidak yang lain,meskipun sebelumnya aku memang telah curiga dengan mereka (orang yang lari dari janji kami), tapi aku tidak memiliki bukti untuk membuktikannya hanya gerak-geriknya yang membuat aku curiga,. mulai sejak itu, tidak hanya teman ku yang terbentur masaalah tadi akupun menjadi kurang asyik dengannya,sekarang aku mencoaba merubah sikap ku, aku mau lebih dingin, ketika berhadapan dengan meraka, aku nggak tahu ini salah atau bener, tapi saat ini, inilah yang ingin aku lakukan sebagai kekecewaan ku pada mereka, dahulu pepatah pernah mengatakan" mudah memang mancari teman di meja makan, tapi mencari teman untuk menangis kemana harus mencari" kayaknya kata ini harus ku ubah" mudah memang mencari teman di meja makan itulah teman yang kurang ajar". berhati-hati dalam berteman itulah jaragon baru ku, untuk menajalani hidup lebih hidup. tapi aku berbangga ada beberapa orang yang sanggup mengkorbankan waktu mereka siap menyajikan pundak meraka, siap untuk membuka telinga meraka menampung segal bentuk cerita segala bentuk asa, dan rasa, itulah persahabatan yang murni,asri tanpa noda bandal. sekarang ketika aku mengingat mereka (yang ingkar dari janji yang telah terpatri), katika bertemu mereka meski hanya sejenak, aku merasa waktuku bertemu dengan meraka telah seribu tahun muak,mual, muntah, masuk angin, itulah yang kurasakan, kenapa raz mengalakan ukhuawah?, kenapa raz mengalahakan janji?, kenapa raz dapat menyakiti? pertanyaan yang sedang kucari jawabannya.wassalam BY: polo

Tidak ada komentar: