Minggu, 26 Oktober 2008

Cahaya itu dari Kitab Mungil

Oleh : Arif Billah

Whooiii kampungan! sini dulu main sama kita!, celotehan yang setiap hari menjadi hidangan pahit abangku. Aku tak tahu pasti kenapa mereka, menyapanya dengan sebutan itu, tapi bagi ku bang jeck adalah sosok manusia yang baik, setiap yang ia lakukan hanay untuk kebahagian adik-adiknya, abang yang telah memberikan ku keterangan ketika aku dalam kegelapan , yang telah memberikan ku kesegaran ketika ku gersang, sosok yang pertama kali kulihat ketika mataku terbuka menyaksikan dunia ini, abang yang kukenal suka bercanda dan bekerja, ia telah menjadi manusia sempurna dalam hati ku, aku nggak tahu pasti apakah ia sakit hati dengan sebutan yang mereka lontarkan, atau enjoy saja seperti yang selama ini kusaksikan, tidak pernah mengambil pusing ejekan yang ia terima.

***

Malam itu begitu indah, rembulan dan bintang menambah kesempurnaan indahnya malam itu, di temani 2 cangkir teh, membaut suasana tampak santai, malam ini indah ya bang,! cobaku memulai perbincangan, tapi sayang operan ku tak di sambut baik, ia tetap diam membisu aku nggak tahu apa yang menghantui pikirannya sehingga mukanyapun terlihat seram, persis seperti orang nggak bisa bayar hutang ketika di tagih, keindahan di wajahnya hilang entah kemana, senyumannya lenyap di makan pikiran yang memenuhi kepalanya, bang jeck! Ria jaat ya?, tanyaku manja, mencoba memecah suasana hening antara kami, kalu Ria jaat ria minta maaf, ria memang nggak bisa jadi adik yang baik, ria hanya menyusahkan bang jeck, ria tahu kok! bang jeck putus sekolah untuk bekerja siang dan malam hanya untuk menghidupi aku dan bang soni kan?, ria juga tahu selama ini bang jeck sering kelaparan supaya kami bisa makan dengan kenyang kan?, waktu istiraha bang jeck pun berkurang untuk memenuhi kebutan kami benarkan bang?, bang jeck ingat nggak ketika kita pergi keladang dulu, bang jeck bilang kalau bang jeck sayang sama ria, bang jeck nggak akan membiarkan ria larut dalam godaan dunia yang menyakitkan bang jeck ingin melihat ria manjadi orang sukses, mampu maraih cita-cita, bang jeck rela terus keladang asalkan ria menjadi orang, bang jeck rela berteman sama cangkol asalkan ria, jadi dokter, supaya kelak ria bisa mengobati orang-orang miskin dengan harga yang murah, bang jeck juga pernah bilang kalau kehidupan ibarat ladang kita ini, di sisni tumbuh berbagai jenis tumbuhan dan kebanyakan manusia memilih pohon yang tampaknya cantik namun berduri, begitu banyak hal-hal yang bang jeck ajarkan pada ria seorang gadis kecil yang bisanya hanya bikin susah, hanya sampah, dan ria yakin sekarang ria bisa kuliah karena usaha bang jeck, tapi masih adakan kesempatan ria untuk membuktikan bahwa ria mampu menjadi adik yang terbaik untuk bang jeck, mohon ku, tak terasa airmata ku mengalir, membasahi pipi mungil ku. Dek, sapa abangku sambil mengusap kepala ku, suara yang kutunggu-tunggu akhirnya keluar, kenapa dunia ini tak mau mengerti ya dek! Maksudnya bang? Tanya ku heran, lihat saja dek banyak orang yang mengetahui kebaikan tapi mengapa mereka begitu banci padanya, adek lihatkan tadi siang, kemaren,.semalam mereka selalu memanggilku “kampungan” padahal nama ku zakaria. Seingat ku sedikitpun aku nggak pernah menghina mereka ataupun menyakiti hati mereka, Apa salah ku dek?, Kampungan kah aku jika aku bekerja untuk biaya sekolah adik-adik ku supaya merka mampu hidup lebih baik?, kampungan kah aku jika aku tidak mambuk, berjudi mencuri seperti yang mereka lakukan? kampungan kah akau ketika aku pergi kemesjid menunaikan janjiku kepada Allah?, kampungan kah aku dek? Ku lihat wajahnya begitu sedih, pertanyaannya persisi seperti orang putus asa. kulihat bang jeck menangis, ini pertama kali aku melihat bang jeck menangis, tubuh yang begitu kekar kini lung lai, hati yang ku kira begitu keras kini lebur, aku merasa aku bukan sedang berbicara dengan bang jeck yang ku kenal 15 tahun yang lalu.dari pertanyaannya aku paham kalu bang jeck sebenarnya mau bilang bahwa ia juga manusia biasa, ia punya rasa dan hati, ia juga ingin di tempatkan pada posisi manusia, di hormati, persisi seperti lirik lagu bend serius. Ternyata kata itu telah melukai hatinya, kata ku dalam hati.

***

Suit,,,suiiit,,, malam gini pacaran, adek abang nggak boleh pacaran, pantang kata orang tua dulu, celoteh abang ku no2 soni yang baru pulang tak tahu dari mana, eh,, siapa yang pacaran enak aja kita lagi berbicara bisnis, bisnis! ? Tanya bang soni heran ha,,,,ha,,, jangan mimpi rio eh ria kita nih orang miskin mana punya bisnis, bisnis makan aja nggak jelas, aku berbergegas berdiri tepat di depannya ku lihat tubuhnya lebih tinggi dari ku, ku berkatan padanya, abang sudah tahu kita miskin, tidak punya apa-apa, tapi kenapa abang nggak pernah mencoba mengerti, belajarlah dari kemiskinan kita bang! Tiap hari abang keluar rumah nggak jelas kemana hampir semua tetangga mengeluhkan perbuatan abang, di suruh bang jeck kuliah eh abang cabut, abang makan uang biayaa kuliah, yang bang jeck dapatkan itu harus bermandikan keringat, bertemankan panasnya mentari, barang-barang rumah habis abang gadikan untuk berjudi, di mata hati abang, dimana persaan abang, tidakkah abang tahu kalu ria begitu sayang pada abang, lebih dari sayang ria kepada diri ria sendiri, ria sering nagis ketika tetangga menghina abang, ria sering nagis ketika tetangga membicarakan perbuatan abang, ria sering nangis ketika mereka mengejek abang, bang! cobalah mengerti keadan kita bang sedikiit aja, demi ria bang. Mohon ku sepenuh hati, Puaak bang soni menamparku eh! adek kecil dengar baik-baik ya jangan pernah campuri urusan ku, ini hidup ku aku bebasmau melakukan apa saja, dengar itu, sonii! Bentak bang jeck, jaga mulut kau itu, udah bang jeck, cobaku merayu supaya tidak menjalar lebih panjang.

***

Di kamar ku termenung kenepa hati bang soni begitu keras, hari ini begitu meyakitkan dan ini bukan pukulan yang pertama kuteriama, bang soni selalu memukul ku jika aku mencoba untuk ikut campur urusannya, jika aku tidak ikut campur urusannya lantas untuk apa firman Allah yang menyuruh kita untuk berdakwah, membantu manusia unutk mencari hakekat, tujuan hidup kita, apa kita kanmembiayarkan saudara kita larut dalam kefanaan dunia? tanya ku, apa ayat Allah ini telah di kalahkan oleh teori Darwin, yang hanya manusia biasa yang juga punya salah yang ia sendiri kehidupannya pun tak sukses, ketusku dalam hati. nauudzubillah

***

Ria ,,,ria,, bangun udah subuh, beng jeck membangunkanku, iaya bang,,,,lho iaya bang kok masih tidur bangun lah, iya, jawab ku, setelah aku selesai berwudhu’ aku menghampiri kamar bang soni. Bang,,bang,, bangun, aku mencoba untuk memebangunkannya tapi tidak ada sahutan, bang,,bang,, bangun, udah subuh, coba ku sekali lagi, eh anak kecil jangan ganggu, orang sukses lagi tidur, melihat abangku marah aku langsung beranjak dari kamarnya, sepanjang jalan aku asyik memikirkan ucapan bang soni “ orang sukses lagi tidur” apa maksudya ya?, apa bang soni memang udah merasa sukses, atau ia mau jadi orang sukses, ternyata orang seperti bang soni juga ingin sukses, tapi kenapa ucapan dan perbuatannya mencerminkan orang yang nggak sukses, apakah mungkin karena kebanyakan teori, hingga prakteknya nggak jelas? Tanya ku dalam hati, ehhh ria ada apa kok diam aja, sapa bang jeck menghentikan lamunan ku, ria marah ya sama bang jeck karena udah motong mimpi indah ria?, ngurangi jam tidur ria?. Kalau gitu abang minta maaf lah sama ria, abang tidak akan ngulangi banguni ria lagi untuk sholat subuh bersama abang, bukan bang,,bukan gitu,,, sambut ku nah terus?,Tanya bang jeck penasaran, ria senang kok abang banguni, nggak ada yang di kurangi, ria tahu ini udah menjadi keharusan bagi abang. Bagi ria kebahagian ria ialah jika abang bahagia. Dan abang adalah abang ria yang terbaik, uuuppss! sambil di letakkannya jari telunjuknya di depan bibirnya, nggak boleh ngomong gitu, kalau dengar bang soni ia pasti marah, karena ia tahu cinderellanya yang cantik ini, nggak sayang sama dia. Eh bang jeck! mana mungkin bang soni dengar, bang sonikan lagi asyik ngorok khooo…khoooo praktekku sekenanya, bang jeckpun tertawa, melihat bang jeck tertawa aku berdoa ya Allah jadikanlah aku adik yang mampu mengukir senyuman indah ini di wajah abangku yang ku sayang ini untuk hari ini esok dan selamanya, sehingga ia tidak perlu bersedih akan nasib

dan kenyataan yang harus ia jalani, bang berjanjilah pada ria untuk tetap tersenyum seperti ini. untuk menjalani kehidupan yang tidak kita mengerti ini, ya bang!, ria senang menjadi adek bang jeck , ria siap kehilangan apa aja agar tetap bersama bang jeck, abang yang telah mngajari kebaikan mangajari ku sholat akan pentingnya sholat berjamaah, meski ia hanya tamat SD tapi bagi ku ia adalah seorang doctor dia adalah professor, karena akau tahu banyak orang yang bertitel tinggi tapi budi pekertinya tak setinggi title yang ia dapat, jika abang tiri ku bang jeck begitu sayang pada ku aku rela tidak bertemu dengan abang kandungku. Kata ku dalam hati.

***

Siang tepatnya hari minggu aku meinta pada bang soni untuk menemani ku belanja karena bang jeck yang selama ini menemaniku udah harus pergi pagi-pagi sekali, kalau nggak pagi-pagi rezekinya di patok ayam katanya” bang soni,! pinta ku dengan suara lembut dan menundukkan kepala, maaf bang ganggu waktu santainya, ada apa? tanya nya hari ini abang ganteng dech, ya aa pasti ada maunya nich tebak abang ku , ya udah apaan cepat bilang lagi baek nich!, gini bang nanti siang abang mau nggak nemani ria belanja kepasar? Apa kau nggak malu berjalan dengan orang bajingan seperti aku nanti kau hanya dapat ejekan dari orang banyak? Aku nggak pernah malu menjadi adik bang soni, meski terkadang bang sini malu mengakui pada bang orang kalau ria adik bang soni, bang soni terdiam sejenak ya udah bang soni siap-siap dulu ya bang sonikan nggak mau kalu orang lihat adik canti bang soni jalan dengan orang yang berpakan nggak jelas, iya bang ria tunggu disini, sebegitu ia beranjak dari temapat duduknya aku mengelus-elus dadaku, aduh ,,, aaman nggak di marah sama bang soni tapi kenapa ya bang soni hari ini begitu lembut padahal kata-katanya selalu aja kasar ini yang pertama kalinya aku mendengar ucapan lembut dari nya setelah belasan tahun aku hidup satu atap dengannya, ku cubit tangan ku untuk meastikan bahwa kau tidak sedang bermimpi,

Whoii kok melamun siang-siang bolong nggak baik tahu suaminya jelek. Ejeknya, canda inipun baru pertama kali kunikmati dari bang soni. Ayo berangkat ajak nya

***

Pinggir bang! kata bang soni setelah mendapat kode berhenti dari ku, hari itu begitu ramai manusia entah dari daerah mana saja mereka berdatangan, di pintu masuk tertulis” pasar murah diskon habis-habisan” lho ria di pajak ada juga diskon? Ya adalah bang memang di pajak nggak boleh diskon kasihan ria dong belanja mahal-mahal, maklum ini pertama kalinya bang soni berangkat kepasar untuk belanja. Ketika akau menawar buah-buahan bang soni permisi pada ku untuk kekamar mandi maklum musim dingin katanya, tapi setelah sekian lama ku tunggu ia tak kunjung datang, ku beranikan diri untuk mencarinya di celah-celah keramaina manusia, uuppss aku terkejut kulihat bang soni di kepung sama para preman pajak itu, aku nggak tahu asal muasalnya yang ku dengar preman itu mengatakan pada bang soni “ hai soni aku mau menikahi adik kau itu dan ku bayar maharnya 15 juta harga itu sudah terlalu mahal untuk pasaran cewek kayak adik kau itu” atau kau jual sama ku aku berani beli 30 juta cash sambut premana satu lagi. Mendengar ucapan mereka bang soni memukul mulut mereka dan perkelahian pun terjadi beruntung orang cepat meisahkan mereka hingga tidak terjadi keributan yang berarti, hai bung! dengar baik-baik ya, jerit bang soni dalam dekapan orang ramai, kau mau ngejek aku ok silakan, kau mau menghina aku silakan , kau mau maki aku silakan, bilang aku pecundang silakan, tapi jangan pernah kau hina adik ku, jangan pernah kau maki adik ku, jangan pernah kau sakiti adikku, karena aku lebih memlih hidup di buih 10 tahun dari pada aku mendengar adikku di maki orang dengar itu baik –baik bung, dan kalin semua wahai manausia dengarkan aku jeritan orang miskin ini, jangan pernah satu hurufpun keluar dari mulutkalian kata yang menyakiti matahari ku ria kalin dengar itu wahai manusia, kami memang miskin, kami memeng, bodoh kami tidak tahu siapa orang tua kami, tapi kalian harus tahu kami punya harga diri!, kami juga manusia! Dengar itu baik-baik wahai manusia!. Mendegar ucapan itu aku berlari menghampiri bang soni aku tersungkur di bawah telapak kakainya ku cium tangan nya ku genggam erat-erat jemari tangannnya, terimakasih abang terimakasih untuk semuanya. Tak lama kemudian bang jeck datang menghampiri kami ku lihat ia juga menangis mungkin ia juga mendegar jeritan hati bang soni. Soni, abang juga siap mati untuk soni dan ria peluk bang jeck erat..

***

Aku nggak tahu apa yang membuat bang soni berubah drastis seperti itu. Suatu malam ku masuk kekamarnya untuk merapikan pakainnya, ku temukan kotak kecil yang terbungkus rapi, ku buka kotak itu ternyata isinya Al-quran, mungkinkah ini yang telah menerangi jalan bang soni? Ku buka al-quran itu ku temukan selembar kertas bertuliskan from zakaria, Al-quran mungil pemberian bang jeck ternyata telah mengobah hidup bang soni, hati yang keras, kini menjadi lembut, sifat egois kini menjadi begitu peka, sekarang ia tahu ia hidup tak sendiri, sehingga kata-kata, ini kehidupan ku aku bebas melakukan apa saja, telah lenyap dari kehidupannya. Bang soni tetaplah menjadi bintang di langit, pinta ku. Wassalam.

Inilah surat yang ria bacakan di hari perpisahan sekolah kami. Terimaksih Ria.

Tidak ada komentar: